Kamis, 31 Mei 2012

Syarah Hisnul Muslim

Berdoa adalah hal penting dalam ibadah kita kepada Allah SWT oleh karenanya ia disebut sebagai sum-sumnya ibadah (mukhul Ibadah), namun demikian tidak jarang kita tidak mengerti maksud yang dari doa yang kita panjatkan kepada Allah, padahal pemahaman terhadap maksud do'a selain akan menambah kekhusu'an kita, juga dapat meningkatkan keyakinan dan keimanan kita kepada Allah.

Buku ini Syarah Hisnul Muslim, merupakan penjelasan detail terhadap kitab kecil kumpulan doa-doa sehari-hari yang Matsur atau sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah yang sangat populer di masyarakat dan terpercaya, penjelasannya dapat menambah nilai dari setiap doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT.

Buku ini ditulis oleh Syaikh Majdi Abdul Wahab Al-Ahmad dan mendapatkan rekomendasi dari Syaikh Wahf Muhammad Al-Qahthani, buku ini penting untuk dimiliki.
kolasi 356 halaman (Hard Cover)
Penerbit Pustaka Al-Kautsar Jakarta

Harga : Rp. 60.000,- , belum termasuk ongkos kirim
pemesanan ke : mahbub8609@gmail.com atau 085716820321

CARA SYETAN MENYESATKAN MANUSIA



Rajanya setan adalah Iblis, selepas membangkangnya Iblis terhadap perintah Allah, Iblis bernjanji untuk menghalangi manusia dari jalan yang lurus, ia akan menyesatkan manusia dari depan, belakang, dari kanan dan dari kiri manusia, kisah ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an,
“Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (16) kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat) (17). (Q.S. Al-A’raaf : 16-17)
Maksud ayat di atas menurut Sahabat Mulia Ibnu Abbâs rhadiyallahu ‘anhu sebagaimana dinukil Al-Hâfidh Ibnu Katsîr dalam tafsirnya, yaitu :
1. Mendatangi dari depan, maksudnya menjadikan manusia ragu terhadap kehidupan akhirat (usyakkikuhum fî Âkhirâtihim).
Syetan dengan berbagai bujuk-rayunya apa lagi dengan kesenangan dunia dan kenikmatannya serta berbagai aktifitas keduniaan yang menyibukkan, menjadikan manusia lupa dan tidak peduli dengan kehidupan akhirat, sehingga tidak memiliki bekal untuk menghadapinya kalaupun ada hanyalah sedikit bekal tersebut, sehingga tidak dapat memberatkan timbangan kebaikannya.
2. Mendatangi dari belakang maksudnya menjadikan mereka terlalu cinta pada dunia (uraghibuhum fi dunyâhum).
 Kecintaan kepada dunia secara berlebihan akan menghalangi manusia beribadah kepada Allah SWT dan mengahalangi seseorang berkorban di jalan Allah, seperti menghalangi manusia agar berinfak sebagian dari hartanya untuk berjuang di jalan Allah.
Contoh bujuk rayu syetan agar manusia berlebihan cinta pada dunia, disebutkan dalam ayat berikut :
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (Al-Baqarah : 268)
3. Mendatangi dari kanan, maksudnya menebar syubhat dalam urusan agama (usyabbihu ‘alaihim amra dînihim).
Urusan agama ini amatlah jelas, baik perintah-perintahnya juga larangan-larangannya, namun syetan menebar syubhat dan menjadikannya samar-samar, Tuhan yang satu dia katakan tiga bahkan lebih, yang bid’ah ia katakan sunnah, bahkan akhir-kahir ini syetan dari jenis manusia ini sering dengan seenaknya mengatakan semua agama adalah sama, syariat agama tidak perlu dijadikan hukum, syariat islam sudah tidak relevan lagi dan lain-lainnya. Untuk menghadapi syubhat ini diperlukan orang-orang khusus yang mendalami agama ini.
4. Mendatangi dari kiri, maksudnya menjadikan indah maksiat bagi manusia (Usyahhi ‘alaihimul ma’âshi).
Kemaksiatan tidak saja hal-hal yang terkait hubungan lawan jenis yang tidak halal, kemaksiatan adalah segala hal yang berlawanan dengan perintah Allah dan mendekati larangan-larangan Allah, maka meninggalkan shalat, durhaka kepada orang tua dan membantu perbuatan buruk adalah maksiat. Kemaksiatan-kemaksitan yang sebenarnya berbahaya bagi diri manusia, dijadikan indah oleh syetan, dan ketika manusia menyadari kekeliruannya, setan akan membisikinya, ‘tidak perlu khawatir, kamu masih muda, masih ada kesempatan bertaubat nanti bila sudah tua”. Padahal umur manusia hanyalah Allah yang mengetahuinya.
Demikianlah janji dan tekad syetan untuk menyesatkan manusia dan menjadikan manusia sebagai kawan-kawannya kelak di neraka, mudah-mudah Allah SWT menyelamatkan kita dari berbagai tipu dayanya. Wal ‘Iyâdzu billâh.

DEFINISI SYETAN....


Akhir-akhir ini, semakin sering kita mendengar diterbitkannya film-film hasil anak bangsa yang bercerita tentang hantu atau syetan, tradisi menceritakan kisah syetan pun  dengan berbagai kebohongannya ternyata tidak hanya menjadi special identity-nya orang Indonesia, namun bangsa-bangsa lain juga seperti China, India dan Jepang bahkan orang-orang Eropa yang menjadi simbol bangsa maju pun masih tersandera dalam kebohongan dan khurafat tentang syetan.
Fenomena anak bangsa yang banyak meng-gandrungi kisah-kisah tentang syetan ini sungguh memprihatinkan, padahal katanya zaman ini bukan lagi zaman kuda gigit besi atau zaman keterbelakangan, tapi ternyata pola berfikir sebagian orang justru masih terbelakang, sekalipun keterbelakangan identitas ini dihiasi oleh atribut modern.
Gandrung film syetan ini juga mencerminkan banyak pengajaran agama belum menyentuh inti utama ajaran Islam yakni keimanan kepada yang ghaib secara benar, oleh karenanya bersama maraknya film-film tentang syetan ikut marak juga industri klenik, ramalan dan perdukunan di negri ini.
Ada dua hal utama yang berbahaya dalam film-film syetan ini, yaitu :
1. Mengajarkan kesyirikan (Asy-Syirku billâh),  seperti mengajarkan ramalan, zodiak, mendatangi dukun, mempercayai berbagai khurafat dan takhayyul dan mengetahui hal-hal yang ghaib, padahal dosa syirik ini adalah  dosa terbesar, yang tidak akan diampuni oleh Allah, kecuali apabila bertaubat.
2. Kamuflase dari pornografi dan pornoaksi, karena film-film itu pada umumnya membumbui dengan kisah-kisah yang membangkitkan birahi, hal ini jelas membahayakan generasi muda, belum lagi akses pornografi yang begitu mudah di negri ini, kebebasan ini akan menjadi sebab tersebarnya perbuatan zina di generasi muda, padahal tersebarnya zina adalah penyebab kemurkaan Allah SWT.

Definisi Syetan
Syetan menurut bahasa berasal dari Syathana yasthunu syathûnan yang artinya jauh, disebut syetan karena jauh dari kebenaran, ada juga yang mengatakan kata syaithan berasal dari Syâtha – Yasyîthu  artinya sesuatu yang terbakar. Adapun dalam Lisân al-‘Arab disebutkan bahwa setiap yang melampaui batas dan berlaku sewenang-wenang dari golongan jin, manusia termasuk hewan adalah syetan.
Di dalam Al-Qur’an, penjelasan tentang syetan tidak selalu  sebagai ghaib atau tidak kasat mata, syetan juga bermakna sifat yang dapat melekat pada diri manusia, sehingga manusia yang membisiki, mengajak dan memprovokasi berbuat keburukan adalah syetan (syayâthîn al-insi wal jinni), sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An’âm : 112.
“dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)…”  (Al-An’âm : 112)