
Fenomena anak bangsa yang banyak
meng-gandrungi kisah-kisah tentang syetan ini sungguh memprihatinkan, padahal
katanya zaman ini bukan lagi zaman kuda gigit besi atau zaman keterbelakangan,
tapi ternyata pola berfikir sebagian orang justru masih terbelakang, sekalipun
keterbelakangan identitas ini dihiasi oleh atribut modern.
Gandrung film syetan ini juga
mencerminkan banyak pengajaran agama belum menyentuh inti utama ajaran Islam
yakni keimanan kepada yang ghaib secara benar, oleh karenanya bersama maraknya
film-film tentang syetan ikut marak juga industri klenik, ramalan dan
perdukunan di negri ini.
Ada dua hal utama yang berbahaya
dalam film-film syetan ini, yaitu :
1. Mengajarkan kesyirikan (Asy-Syirku
billâh), seperti mengajarkan ramalan,
zodiak, mendatangi dukun, mempercayai berbagai khurafat dan takhayyul
dan mengetahui hal-hal yang ghaib, padahal dosa syirik ini adalah dosa terbesar, yang tidak akan diampuni oleh
Allah, kecuali apabila bertaubat.
2. Kamuflase dari pornografi dan
pornoaksi, karena film-film itu pada umumnya membumbui dengan kisah-kisah yang
membangkitkan birahi, hal ini jelas membahayakan generasi muda, belum lagi
akses pornografi yang begitu mudah di negri ini, kebebasan ini akan menjadi
sebab tersebarnya perbuatan zina di generasi muda, padahal tersebarnya zina
adalah penyebab kemurkaan Allah SWT.
Definisi Syetan
Syetan menurut bahasa berasal dari Syathana
yasthunu syathûnan yang artinya jauh, disebut syetan karena jauh dari kebenaran,
ada juga yang mengatakan kata syaithan berasal dari Syâtha – Yasyîthu artinya sesuatu yang terbakar. Adapun dalam
Lisân
al-‘Arab disebutkan bahwa setiap yang melampaui batas dan berlaku
sewenang-wenang dari golongan jin, manusia termasuk hewan adalah syetan.
Di dalam Al-Qur’an, penjelasan
tentang syetan tidak selalu sebagai ghaib
atau tidak kasat mata, syetan juga bermakna sifat yang dapat melekat pada diri
manusia, sehingga manusia yang membisiki, mengajak dan memprovokasi berbuat
keburukan adalah syetan (syayâthîn al-insi wal jinni),
sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An’âm : 112.
“dan
Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan
(dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada
sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
(manusia)…” (Al-An’âm : 112)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar