Rajanya setan adalah Iblis, selepas
membangkangnya Iblis terhadap perintah Allah, Iblis bernjanji untuk menghalangi
manusia dari jalan yang lurus, ia akan menyesatkan manusia dari depan, belakang,
dari kanan dan dari kiri manusia, kisah ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an,
“Iblis
menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (16) kemudian
saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat) (17). (Q.S.
Al-A’raaf : 16-17)
Maksud ayat di atas menurut Sahabat
Mulia Ibnu Abbâs rhadiyallahu ‘anhu sebagaimana dinukil Al-Hâfidh Ibnu Katsîr dalam tafsirnya, yaitu :
1. Mendatangi dari depan, maksudnya
menjadikan manusia ragu terhadap kehidupan akhirat (usyakkikuhum fî Âkhirâtihim).
Syetan dengan berbagai bujuk-rayunya
apa lagi dengan kesenangan dunia dan kenikmatannya serta berbagai aktifitas
keduniaan yang menyibukkan, menjadikan manusia lupa dan tidak peduli dengan
kehidupan akhirat, sehingga tidak memiliki bekal untuk menghadapinya kalaupun
ada hanyalah sedikit bekal tersebut, sehingga tidak dapat memberatkan timbangan
kebaikannya.
2. Mendatangi dari belakang maksudnya
menjadikan mereka terlalu cinta pada dunia (uraghibuhum fi dunyâhum).
Kecintaan kepada dunia secara berlebihan akan menghalangi
manusia beribadah kepada Allah SWT dan mengahalangi seseorang berkorban di
jalan Allah, seperti menghalangi manusia agar berinfak sebagian dari hartanya
untuk berjuang di jalan Allah.
Contoh bujuk rayu syetan agar
manusia berlebihan cinta pada dunia, disebutkan dalam ayat berikut :
Syaitan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (Al-Baqarah : 268)
3. Mendatangi dari kanan, maksudnya
menebar syubhat dalam urusan agama (usyabbihu ‘alaihim amra dînihim).
Urusan agama ini amatlah jelas, baik
perintah-perintahnya juga larangan-larangannya, namun syetan menebar syubhat
dan menjadikannya samar-samar, Tuhan yang satu dia katakan tiga bahkan lebih,
yang bid’ah ia katakan sunnah, bahkan akhir-kahir ini syetan dari jenis manusia
ini sering dengan seenaknya mengatakan semua agama adalah sama, syariat agama
tidak perlu dijadikan hukum, syariat islam sudah tidak relevan lagi dan
lain-lainnya. Untuk menghadapi syubhat ini diperlukan orang-orang khusus yang
mendalami agama ini.
4. Mendatangi dari kiri, maksudnya
menjadikan indah maksiat bagi manusia (Usyahhi ‘alaihimul ma’âshi).
Kemaksiatan tidak saja hal-hal yang
terkait hubungan lawan jenis yang tidak halal, kemaksiatan adalah segala hal
yang berlawanan dengan perintah Allah dan mendekati larangan-larangan Allah,
maka meninggalkan shalat, durhaka kepada orang tua dan membantu perbuatan buruk
adalah maksiat. Kemaksiatan-kemaksitan yang sebenarnya berbahaya bagi diri
manusia, dijadikan indah oleh syetan, dan ketika manusia menyadari
kekeliruannya, setan akan membisikinya, ‘tidak perlu khawatir, kamu masih muda,
masih ada kesempatan bertaubat nanti bila sudah tua”. Padahal umur manusia
hanyalah Allah yang mengetahuinya.
Demikianlah janji dan tekad syetan
untuk menyesatkan manusia dan menjadikan manusia sebagai kawan-kawannya kelak
di neraka, mudah-mudah Allah SWT menyelamatkan kita dari berbagai tipu dayanya.
Wal ‘Iyâdzu billâh.
aku berlindung kepada Allah dari apa yang itu yang membisiki [yuwawisu] hati manusia dari golongan jin dan manusia.
BalasHapus